Sabtu, 03 Februari 2018

Now and Memories

Now and memories. 😊😊 bukan karena latah dengan istilah anak zaman sekarang yaaa.. yang apa2 diberi embel-embel "zaman now".
Namun judul tersebut memang ingin saya angkat karena melihat sebuah wajah baru namun masih menyiratkan sejarah. Sejarah yang tertuang manis pada sebuah monumen untuk mengenang sebuah perjuangan, perjalanan yang tak mudah bagi mereka yang mencintai. Mencintai negeri dan bangsa.

Setelah sekian tahun monumen (biasa disebut tugu jam) dan taman itu seperti tak mendapat perhatian, kini taman serta monumen pengenang sejarah ini pun telah memperbaharui rupa. Maafkan jika istilah "pengenang sejarah" tidak tepat sebagai padanan istilahnya.

Namun bagi saya yang tergerak untuk menulis ini, tempat ini tidak hanya mengenai sejarah bangsa. Namun juga mengenai sejarah perjuangan diri.

Entah mengapa jika menyebut mengenai tempat ini, seolah saya akan terlempar pada waktu yang sangat lama. Satu dekade lebih. Masa ketika saya menempuh pendidikan formal. Selayaknya teman-teman saya yang lain. Masa ketika saya harus menghadapi resiko sebuah pilihan. Ya, dalam usia awal remaja yang harus belajar menghadapi resiko sebuah pilihan. Dalam masa masih sangat belia, anak kampung yang tak pernah mengenal kehidupan kota di tengah kota kelahiran sendiri. Bertanggungjawab atas sebuah jalan hidup. Yang saya sadari itu adalah perjalanan yang mungkin tidak akan terhapus dalam memori. Karena mau tidak mau, masa itu adalah salah satu pembentuk karakter saya yang sekarang. Yang harus tetap tegar berdiri menghadapi kesulitan dan kesedihan. Harus tetap kuat berjalan melewati rintangan. Yang harus tersenyum untuk menyatakan semua baik-baik saja.
Mengeja kesendirian dalam keterasingan.
Namun, beruntung. Dalam sebuah masa yang saat itu terasa panjang, semua dapat terhapus seiring waktu. Sedikit kisah yang menjadi satu bingkisan indah bersama cerita bahagia ketika saya bisa berbaur dan mengenal teman-teman hebat di sana. Di tempat saya dan teman-teman menuntut ilmu. Mengenal guru-guru nan hebat. Yang ikut melahirkan putera bangsa terbaiknya.

Apa kabar teman seperjuangan dan pengajar serta pendidik kami yang hebat?
Saya masih menyebutnya hebat, di tengah keprihatinan dalam dunia pendidikan era sekarang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar